Desa Sungai Kakap

Kec. Sungai Kakap, Kab. Kubu Raya
Prov. Kalimantan Barat

Loading

Info
Selamat Datang di Desa Sungai Kakap Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya -- selengkapnya...

Berita Desa

DATA OBYEK WISATA DESA SUNGAI KAKAP

 

Disusun oleh: Raditya Fadhil Arva

KKN-PPM Universitas Gadjah Mada | Suasei Kakap | Periode 2 Tahun 2024

 

  1. Kelenteng Tengah Laut

            Kelenteng Dharma Bakti (Xiao Yi Shen Tang) merupakan salah satu tempat ibadah sekaligus obyek wisata yang paling ikonik di Desa Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Kelenteng ini ikonik karena keunikannya, yakni berlokasi di tengah laut (Satu-satunya kelenteng di Asia Tenggara yang berdiri di tengah laut), jauh dari daratan, sehingga dijuluki “Kelenteng Tengah Laut” atau “Kelenteng Timbul”. Konon, kelenteng ini dibangun pada tahun 1960-an karena seorang nelayan mendapat mimpi dari Dewa untuk mendirikan kelenteng di lokasi tersebut.

            Di dalam kelenteng ini terdapat patung Dewa Guan Gong (Kongco Kwan Kong) sebagai tuan rumah dan patung Maha Dewa Thay Shang Lao Jun, Dewa tertinggi dalam Taoisme, yang diyakini melindungi masyarakat sekitar. 

            Untuk mencapai kelenteng, perjalanan dimulai dari Kota Pontianak menuju muara Sungai Kakap, dilanjutkan dengan perahu klotok (kapal wisata) maupun speed boat selama 15-30 menit. Setelah tiba di dermaga kelenteng, terdapat anak tangga kayu menuju beranda kelenteng yang dikelilingi pagar merah. Kelenteng ini memiliki pintu masuk dengan lukisan sepasang Dewa pintu, serta tiang bermotif Naga sebagai penyangga atap. Apabila beruntung, pengunjung dapat masuk ke dalam kelenteng langsung dibimbing oleh penjaga kelenteng pada waktu-waktu tertentu.

            Bangunan kelenteng memiliki 3 bubungan atap khas Tionghoa dengan dinding biru dan atap merah, serta simbol-simbol mitologi seperti Naga putih dan burung phoenix yang melambangkan elemen Yin dan Yang. Tiang-tiang pancang kayu intan menopang bangunan ini sehingga tampak menyembul dari laut. Kelenteng ini dimaksudkan untuk menetralisir unsur air di sekitarnya dan menjadi simbol keselamatan bagi para nelayan dan pengguna transportasi air.

 

  1. Kampung Bahari Nusantara

            Sekitar 70% kepala keluarga di Desa Sungai Kakap bermata pencaharian sebagai nelayan. Tidak heran mengingat lokasinya yang berada di muara sungai kakap, berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan. Faktor itu menjadikannya lokasi yang ramai akan aktivitas kelautan seperti pelayaran dan pengolahan komoditas perikanan. Kapal-kapal nelayan singgah di tepi sungai, hasil tangkapan yang kemudian dikirim ke pengepul yang berada langsung di pinggir dermaga, ikan-ikan asin dikeringkan di bawah sinar matahari di pinggir jalanan, suara mesin diesel kapal nelayan yang berlayar pergi untuk mencari ikan, itu semua sudah menjadi pemandangan yang biasa di tempat ini, namun tidak di tempat lain. Ini menjadi salah satu daya tarik wisatawan luar untuk berkunjung ke Desa Sungai Kakap, tepatnya di Dusun Nirwana.

            Terdapat dua program yang telah diangkat di kampung nelayan di desa ini. Yang pertama, Kampung Bahari Nusantara. Ini merupakan program nasional yang diselenggarakan oleh TNI AL sebagai sarana untuk pembinaan wilayah pesisir. Agenda ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Hal ini dilakukan untuk menciptakan lingkungan, sarana, dan kondisi yang kuat serta untuk mempererat hubungan antara TNI dan rakyat, yang mendukung sistem pertahanan yang menyeluruh. Dengan tema “Kampung Bahari Nusantara TNI AL Siap Meningkatkan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan Menuju Masyarakat Maritim yang Sejahtera”, program ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan ekonomi yang adil, meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia, serta memperkuat stabilitas di bidang politik, hukum, pertahanan, dan keamanan.

            Program Kampung Bahari Nusantara dibagi menjadi lima cluster yakni edukasi, ekonomi, kesehatan, pariwisata dan pertahanan. Itu sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menyelesaikan berbagai persoalan kemiskinan yang ada di daerah pesisir, yang mana merupakan masalah kompleks di masa sekarang dan perlu untuk ditangani secara serius. Masalah ini bahkan menjadi semakin kompleks akibat adanya ancaman perubahan iklim kelautan yang secara umum dapat menimbulkan kerugian serius bagi perekonomian nasional. Itulah mengapa pemeliharaan ekosistem maritim dan pesisir Indonesia menjadi kunci dalam upaya mitigasi dampak perubahan iklim.

            Program yang kedua adalah Kampung Nelayan Maju. Program Kampung Nelayan Maju sendiri merupakan program Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Perijinan dan Kenelayanan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap berupa kumpulan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan kampung nelayan yang teratur, maju, bersih, sehat, dan nyaman. Tak jauh berbeda dari Program Kampung Bahari Nusantara, program ini berupaya meningkatkan kualitas dan produktivitas hidup nelayan dan keluarganya, guna meningkatkan kesejahteraan mereka di hunian yang sehat dan asri. Peningkatan ini didasarkan pada prinsip Blue Economy, yang membutuhkan keterlibatan dari berbagai pihak termasuk pemerintah daerah dan lembaga terkait. Beberapa masalah yang masih sering ditemukan di kawasan kampung nelayan meliputi aktivitas penangkapan ikan yang padat, tingkat pendidikan yang rendah, peranan wanita nelayan yang belum optimal, kurangnya pengetahuan dalam menata kampung, keterbatasan akses ke fasilitas kesehatan, kekurangan sarana dan prasarana, serta lingkungan yang terlihat kumuh dan belum tertata dengan rapi, bersih, sehat, dan nyaman. Program ini diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah tersebut.

            Desa Sungai Kakap merupakan salah satu desa di Kabupaten Kubu Raya yang diusulkan menjadi lokasi pengembangan Kampung Nelayan Maju. Tempat ini bisa ditemukan di RT 01, RW 04, Dusun Nirwana. Sedangkan untuk kampung nelayan sendiri bisa ditemukan mulai dari pesisir laut desa, masuk ke muara sungai hingga ke tepian sungai dimana banyak ditemukan kapal-kapal nelayan singgah mulai dari yang kecil (sampan) hingga kapal besar.

            Untuk kapal kecil atau biasa disebut warga desa sebagai sampan biasa ditemukan singgah di area tepi sungai kakap, terutama dekat daerah pasar. Untuk kapal besar yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk masuk melewati jembatan Bintang Toedjoeh biasa singgah di pinggiran muara sungai. Sedangkan untuk kapal besar penangkap cumi-cumi bisa ditemukan di area pesisir muara sungai kakap. Kebanyakan kapal-kapal ini sudah dilengkapi dengan propeller bertenaga mesin diesel termasuk kapal sampan sekalipun. Perbedaan ukuran kapal ini didasari pada perbedaan alat tangkap, hasil tangkapan, jumlah tangkapan, serta jarak tempuh pelayaran. Ini tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang belum pernah melihat kapal nelayan sama sekali. Dengan adanya dua program di atas, apabila terlaksana dengan baik, diharapkan mampu meningkatkan daya tarik kampung nelayan Desa Sungai Kakap dari kacamata orang luar.

 

 

  1. Kapal Wisata

            Berlanjut dari penjelasan di atas bahwa kampung ini merupakan kampung nelayan, maka tidak lengkap jika tempat ini tidak menyajikan kapal wisata yang fungsinya khusus untuk membawa para wisatawan pergi ke laut. Di dermaga sendiri terdapat dua kapal wisata dengan tujuan ke Kelenteng Tengah Laut. Kapal pertama, yang lebih kecil, bisa dinaiki dengan minimal 10 orang, dengan harga per orangnya Rp20.000. Sedangkan kapal kedua, yang lebih besar, dilengkapi sound system, bisa dinaiki dengan minimal 20 orang, dengan harga yang sama.

            Kedua kapal ini menyajikan pengalaman menyusuri laut muara Sungai Kapuas, merasakan segarnya angin laut berhembus, melewati barisan alat tangkap “ambai” yang terpasang di tengah laut, hingga akhirnya sampailah ke tempat tujuan, yakni Kelenteng Tengah Laut. Pengunjung kemudian dipersilakan untuk naik ke atas kelenteng dan melihat-lihat bagaimana isinya. Selain itu, kapal ini juga menyediakan opsi makan di tengah laut. Dengan masakan-masakan daerah yang khas, tentu saja ini menjadi suatu sensasi yang berbeda. Dan semua ini bisa didapat hanya dengah harga yang cukup terjangkau.

Selain kedua kapal ini, ada pula kapal-kapal lain yang menyediakan jasa untuk transportasi melintasi sungai kapuas maupun sekadar mengunjungi Kelenteng Tengah Laut. Kapal-kapal ini dikelola oleh warga secara mandiri, dengan rentang harga yang berbeda-beda.

            Diperkirakan jumlah kapal wisata akan terus meningkat seiring ramainya wisatawan yang datang ke desa ini. Namun di sisi lain, obyek-obyek wisata yang mendukung juga perlu untuk ditingkatkan. Pasalnya kuota pengunjung ke kelenteng terbatas, tidak mungkin semua pengunjung datang ke sana secara bersamaan. Peningkatan itu bisa berupa semakin banyaknya obyek wisata pinggir laut, pemanfaatan hutan mangrove sebagai tempat wisata, program-program memajukan kampung nelayan, hingga inovasi homestay tengah laut di atas tiang-tiang ambai. Ini bisa menjadi potensi yang menjanjikan apabila diusahakan dengan serius, mengingat kombinasi dan kolaborasi antar obyek wisata yang saling berkaitan satu sama lain. Selain menambah lapangan kerja baru, potensi ini juga dapat meningkatkan taraf perekonomian penduduk lokal, yang tentu saja akan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat. Namun, beberapa penyesuaian juga perlu ditindaklanjuti oleh pemerintah setempat guna meminimalisir dampak negatif dari perkembangan tersebut, misalnya dengan meningkatkan manajemen ketenagakerjaan, menetapkan kebijakan untuk menjaga pekerjaan para nelayan, hingga memperbanyak fasilitas umum.

 

  1. Wisata Pinggir Sungai

            Tidak seperti pantai-pantai dengan pasir halus dan alunan ombak yang tinggi, pasir di daerah pesisir di Desa Sungai Kakap lebih berlumpur, airnya pun lebih keruh dan tenang seperti air sungai. Hal itu karena wilayah ini merupakan daerah payau, yakni daerah perbatasan antara laut dan sungai. Bahkan ujung dari sungai kakap sendiri masih masuk bagian dari sungai kapuas. Meskipun begitu faktor ini justru menjadikannya tempat yang cocok sebagai wisata pinggir sungai, tentu saja dengan ciri khasnya tersendiri. Salah satu obyek wisata pinggir sungai yang berada di Desa Sungai Kakap adalah Borneo Bahari.

            Terletak di Dusun Nirwana, RT 01 RW 01, dekat dengan perbatasan Desa Sungai Itik, tempat ini menyajikan pemandangan sun set dan sun rise yang indah. Para pengunjung biasa datang beberapa saat sebelum waktu tersebut. Terdiri atas jembatan kayu dan pondokan warung, menjadikannya tempat yang cocok untuk nongkrong bersama teman maupun keluarga, entah itu belajar bersama, memancing, atau sekadar mengobrol untuk melepas penat. Selain itu terdapat pula kapal-kapal nelayan kecil (sampan) yang berlabuh di tepian sungai. Para nelayan biasa berangkat pagi-pagi melewati tempat ini, menuju ke kapal mereka, kemudian pergi berlayar menangkap ikan. Jadi bisa dibilang tempat ini masih berupa obyek wisata sederhana dengan potensial yang tinggi. Bukan tidak mungkin di masa depan nanti tempat ini berkembang dan menjadi salah satu spot ikonik di Desa Sungai Kakap yang wajib tuk dikunjungi.

 

  1. Makam Leluhur

            Selain keanekaragaman wisata bertemakan perairan di atas, ada pula tempat yang tak kalah uniknya yakni makam leluhur. Meskipun tempat ini lebih cocok dianggap situs bersejarah dibandingkan obyek wisata. Karena berbeda dari obyek-obyek wisata di atas yang memang ditujukan untuk menarik wisatawan maupun ladang pekerjaan, tempat ini lebih menjunjung tinggi nilai sejarah, agama dan budaya. Adapun beberapa makam leluhur yang terdapat di Desa Sungai Kakap di antaranya adalah: makam tokoh pembuka desa, makam guru dan ayah dari Ismail Mundu.

            Desa Sungai Kakap sendiri memiliki dua alternatif cerita asal-usulnya. Salah satunya berhubungan dengan perahu “Kakap” milik Sultan Syarif Abdurrahman Al-Qadrie. Bersumnber dari tokoh tetua desa, Sultan Syarif lah yang pertama kali singgah dan kemudian membuka hutan di sekitar muara sungai kakap untuk dijadikan tempat peristirahatan sementara sebelum melanjutkan perjalanan beliau hilir mudik menyusuri sungai kapuas untuk berdagang dan digunakan juga ketika mendirikan kerajaan di simpang tiga atau yang sekarang dikenal dengan Kota Pontianak. Lahan yang terbuka ini kemudian dihuni oleh penduduk luar, yang kemudian bersambung-sambung, semakin luas, semakin ramai, dan jadilah Desa Sungai Kakap. Untuk sejarah lengkapnya bisa dilihat di https://sungaikakap.desa.id/artikel/2016/8/26/sejarah-desa. Salah satu tokoh yang memiliki hubungan dengan Sultan Syarif dan awal mula pembukaan desa adalah Syarif Muhammad bin Syarif Salim Al-Mutnahar, yang mana makamnya terletak di Desa Sungai Kakap, tak jauh dari kantor desa.

            Tempat berikutnya adalah makam kerabat H. Ismail Mundu, ulama besar asal Teluk Pakedai yang merupakan keturunan langsung dari Raja Sawitto Sulawesi Selatan. Beliau merupakan salah satu tokoh ulama yang berperan penting dalam menyebarkan ajaran Islam di Kalimantan Barat, khususnya di Teluk Pakedai. H. Ismail Mundu juga dikenal sebagai Mufti Kerajaan Kubu pada awal abad ke-20, yang memberikan bimbingan dalam masalah keagamaan dan diakui oleh masyarakat dan pemerintah kolonial Belanda atas kontribusinya. Untuk biografi lengkap H. Ismail Mundu dapat dilihat di https://telukpakedai.kuburayakab.go.id/h-ismail-mundu-ulama-besar-asal-kecamatan-teluk-pakedai/. Sedangkan kerabat yang dimaksud di sini adalah guru agama beliau, serta ayah dari H. Ismail Mundu, Abdul Karim. Kedua makam itu terletak di Desa Sungai Kakap, dan menjadi tempat yang sakral bagi warga sekitar.

 

 

REFERENSI

https://bantulkab.go.id/berita/detail/5851/kampung-bahari-nusantara--pintu-menuju-masyarakat-pesisir-sejahtera.html

https://dkp.kulonprogokab.go.id/detil/349/kalaju-kampung-nelayan-maju

https://id.wikipedia.org/wiki/Kelenteng_Xiao_Yi_Shen_Tang

https://telukpakedai.kuburayakab.go.id/h-ismail-mundu-ulama-besar-asal-kecamatan-teluk-pakedai/

Lampiran File
Artikel lengkap bisa diunduh di sini

Download

Desa

6.086

LAKI-LAKI

6.086LAKI-LAKI penduduk

5.849

PEREMPUAN

5.849PEREMPUAN penduduk

11.935

TOTAL

11.935TOTAL penduduk

Layanan
Mandiri

Hubungi Pemerintah Desa untuk mendapatkan PIN

Pemerintah Desa

Kepala Desa

SYARIF SAID

Sekretaris Desa

YERI DESWANTO, S.Pd.I.

Kaur Keuangan

ANISA

Kaur Perencanaan

WENDI HADI SETYADI, S.E.

Kaur Tata Usaha dan Umum

AULIA KHOIRUN NISA, S.Tr.A.P.

Kasi Pemerintahan

PRIO HANDOKO, A.Md.

Kasi Kesejahteraan

SYARIF ZULVAN FIQRI, S.Pd.

Kasi Pelayanan

INDRIYANI, S.E.

KEPALA DUSUN NIRWANA

ZULKARNAEN

KEPALA DUSUN MERPATI

JUHARI

KEPALA DUSUN MERAK

TAJUDIN

KEPALA DUSUN GARUDA

IWAN

Staf Pemerintahan Desa

MUKHLIS

Staf Pelayanan

AGUS SUPARDI, S.H.

PERKEMBANGAN PENDUDUK

Bulan Ini

Kelahiran

0

Orang

Kematian

0

Orang

Masuk

0

Orang

Pindah

0

Orang

Bulan Lalu

Kelahiran

0

Orang

Kematian

0

Orang

Masuk

0

Orang

Pindah

0

Orang

LAYANAN SURAT PENGANTAR

Hari Ini

0

Surat

Kemarin

0

Surat

Minggu Ini

0

Surat

Bulan Ini

0

Surat

Bulan Lalu

0

Surat

Tahun Ini

0

Surat

Tahun Lalu

0

Surat

Total

0

Surat

Agenda

Untuk sementara, belum ada agenda yang akan dilaksanakan.

Terdahulu

Rapat Lagi

Tgl : 08 Januari 2020 05:58:42
Tempat : Aula Desa
Koordinator :

Terdahulu

Rapat bulanan

Tgl : 09 April 2020 05:59:18
Tempat : Ruang rapat
Koordinator :
Statistik Pengunjung
Hari ini : 47
Kemarin : 500
Total Pengunjung : 146.418
Sistem Operasi : Unknown Platform
IP Address : 18.118.12.50
Browser : Mozilla 5.0
Pemerintah Desa

SYARIF SAID

Kepala Desa

YERI DESWANTO, S.Pd.I.

Sekretaris Desa

ANISA

Kaur Keuangan

WENDI HADI SETYADI, S.E.

Kaur Perencanaan

AULIA KHOIRUN NISA, S.Tr.A.P.

Kaur Tata Usaha dan Umum

PRIO HANDOKO, A.Md.

Kasi Pemerintahan

SYARIF ZULVAN FIQRI, S.Pd.

Kasi Kesejahteraan

INDRIYANI, S.E.

Kasi Pelayanan

ZULKARNAEN

KEPALA DUSUN NIRWANA

JUHARI

KEPALA DUSUN MERPATI

TAJUDIN

KEPALA DUSUN MERAK

IWAN

KEPALA DUSUN GARUDA

MUKHLIS

Staf Pemerintahan Desa

AGUS SUPARDI, S.H.

Staf Pelayanan